Rabu, 02 Mei 2012

Pengemis?

Diposting oleh Nur Mala Il Ala di 06.12 0 komentar

Aku gamau ngasih ke pengemis!
Kedengaran jahat ya? Eits tapi tunggu dulu, ada penjelasannya ko dibawah, tapi memang benar, aku enggan banget ngasih ke pengemis.

Ngerasa ga sih guys? Bagi kamu-kamu anak jatinangor, di depan gerbang jalan kaki unpad itu pengemisnya asa tambah banyak ya?

Aku sih sedih ngeliat realita yang ada saat ini, di tiap lampu merah atau tempat makan gitu pengemis datang silih berganti, yah ada yang netap itu-itu aja sih. Ada juga yang dateng ke kota dari kampung cuma buat jadi pengemis.

Yang bikin miris itu adalah, di unpad itu ada bapak-bapak yang udah tua renta, lebih cocok disebut kakek sih, tapi dia pagi masih muter-muter jualan koran dan abis itu di depan jualan tali sepatu. Sedangkan, disekelilingnya banyak ibu-ibu, masih muda, yakin deh mereka masih kuat, tapi jadi pengemis! Ampuuunn.. sekarang pengemis udah jadi profesi ya..


Trus yakin mereka miskin? Sehari mereka bisa dapet berapa? Pengemis tuh sehari bisa dapet banyak lho, bisa lebih dari 100.000, kita aja yang mahasiswa 50.000 sehari aja udah banyak. Yah walau kadang uangnya ga murni buat si pengemis itu, tapi ada germonya juga. Trus malah sekarang banyak anak-anak diculik dan dipaksa untuk jadi pengemis yang uangnya itu buat germonya, saking pengemis itu asa menghasilkan banyak duit.

"Orang miskin yang sesungguhnya adalah yang sopan dan tidak meminta-minta." (HR. Bukhari dan Muslim)

"Meminta-minta tidak dihalalkan kecuali bagi tiga orang. Pertama, seseorang yang menanggung tanggungan (hamalah) maka dibolehkan minta-minta hingga mendapatkan kebutuhannya kemudian berhenti. Kedua, seorang tetimpa bala bencana hingga habis semua hartanya, maka bolah meminta-minta hingga mendapat apa yang dapat mencukupi kebutuhannya. Ketiga, seseorang yang benar-benar miskin, dapat disaksikan oleh tiga orang terkemuka dari kaummya bahwa fulan benar-benar miskin. Maka dibolehkan baginya meminta-minta hingga mendapat apa yang mencukupi diri atau memperolah kesederhanaan hidup. Selain dari tiga macam itu dari minta-minta, hai qubaishah hanya merupakan haram yang akan dimakan oleh peminta-minta itu sebagai barang yang haram semata-mata." (HR. Muslim)

Nah, dia mau sampai kapan kaya gitu? Mungkin buat mereka enakan kaya gitu kali ya? Duduk doang, ga mikir apa-apa, uang datang begitu saja.. kalau dibandingin nih sama karyawan atau pembantu deh ditempat lainnya, mereka udah banting tulang tapi sebulan bisa deh dapet cuma 600ribuan.
Bahkan, temen ayah pernah ngobrol gitu sama seorang pengemis, disini sih iya dia pengemis, tapi di kampungnya dia punya rumah gede dan sawah-sawah, cuy!

Siapa yang meminta-minta padahal ia mampu maka sesungguhnya ia hanya memperbanyak untuk dirinya bara api jahanam.” (HR Abu Daud dan Ibnu Hibban).

Perbuatan meminta bantuan bukanlah tercela dalam Islam. Namun, Islam mencela perbuatan suka meminta-minta sebagai kebiasaan atau profesi.
Allah menghinakan orang yang menjadikan meminta-minta sebagai profesi atau kebiasaan. Kelak di Yaumul Akhir, para peminta dibangkitkan dengan tanpa wajah. Ini sebagai akibat bagi orang yang semasa hidupnya tidak memiliki rasa malu untuk senantiasa meminta belas kasihan orang lain, padahal mampu bekerja secara halal.

Mereka dianggap kurang mensyukuri karunia Allah, berupa tubuh sehat dan tenaga yang kuat untuk mencari penghidupan. “Senantiasa orang meminta-minta hingga datang pada hari kiamat kelak, tidak ada sekerat daging pun di wajahnya.” (HR Bukhari dan Muslim).

Demikian pula, Rasulullah memandang rendah orang yang hanya menggantungkan dirinya kepada bantuan orang lain. “Siapa yang membuka pintu meminta-minta maka Allah pasti akan membuka pintu kefakiran.” (HR Ahmad dari Jabir bin Abdullah).

Tidak akan pernah kaya, orang yang mengandalkan dari meminta-meminta, kecuali akan menambah kemiskinannya. Kekayaan itu bermula dari kemauan kuat untuk tidak meminta-minta. “Siapa yang menjaga kehormatan diri (iffah), tidak meminta-minta, Allah akan menjaganya. Siapa yang mohon kecukupan kepada Allah, dia akan dicukupkan,” tegas Rasulullah dalam hadis riwayat Ahmad.
Mentalitas memberi adalah mentalitas orang kaya. Diawali dari menjaga kehormatan untuk tidak meminta-minta maka simpul-simpul kekayaan itu terbuka.

Rasulullah mengajarkan kepada sahabat-sahabatnya untuk menjaga harga diri dengan bekerja. Kerja keras, apa pun bentuknya, mendapat tempat mulia dalam Islam.
Dalam sebuah hadis dari Abu Hurairah, Rasulullah bersabda, “Siapa mencari dunia secara halal, membanting tulang demi keluarga, dan cinta tetangga, maka pada hari kiamat Allah akan membangkitkannya dengan wajah berbinar layak rembulan bulan purnama.”

Nah, sebenarnya kita bisa melihat pengemis ini sebagai ladang amal lho teman-teman.. mungkin kebanyakan dari kalian berpikir, ya infak kan? Bukan! Bukan itu yang aku maksud.. masa kita mau membiarkan orang-orang yang ada di sekeliling kita tidak disukai oleh Allah? Mungkin mereka gatau kalau Islam memandang pengemis itu seperti itu, jadi pertama, bisa aja kita beri mereka pencerdasan. Tapi itu asa sulit ya? Kalaupun mereka tau, sepertinya ga banyak yang bakal ninggalin profesi itu juga.

Kalau aku sih, punya ide, gimana kalau kita boikot aja? Bukan dengan larangan ga boleh ngemis disini. Tapi dengan mengurangi memberi mereka. Kenapa? Biar mereka berpikir ini bukan lagi profesi yang enak, yang gampang, yang duduk doang bisa dapet duit. Mending ngasih ke mereka yang jelas membutuhkan, seperti pemulung, pengamen, dll. Pemulung itu kerjanya berat cuy, tapi yang mereka dapet itu ga seberapa. Kalau pengamen masih mending deh mereka ada usaha dikit.

Tapi, apa sih gunanya kita berinfak atau sodaqoh? Salah satunya itu untuk menghindarkan diri kita dari sikap pelit, juga untuk membuka sense of crisis kita. Kalau kita nyari dimana orang yang benar-benar membutuhkan, kita jadi liat kondisi dia tinggal kan? Mata hati pikiran kita bisa jadi terbuka dengan itu, dan dengan itu juga hadir sikap rendah hati dalam diri kita.

Bukan mau bikin mereka jadi gimana-gimana, tapi ya sesuai sama yang tadi udah bilang, mental para pengemis itu yang harus kita bangun lagi. Pengemis pun kebanyakan orang Islam kan? Ayo sama-sama kita bangun kembali harga diri mereka. Yah walau ini cara yang indirect, ga langsung menyadarkan mereka.  Tapi yah minimal dengan mereka ga berbuat kaya gitu dulu.

Tapi ya kita liat dulu, kalau memang kondisi fisik dia yang memang udah ga memungkinkan dia buat kerja lagi, ya kyanya susah juga ngasih pilihan kerjaan lain buat orang itu, orang-orang itu boleh banget kita bantu.. yang bikin aku miris itu sih ya yang itu, yang masih muda, seger, tapi jadi pengemis. Atau anak-anak yang diculik atau dipaksa jadi pengemis itu mudah-mudahan bisa tereduksi juga dengan germo yang berpikir kerjaan ngemis ini bukan lagi sesuatu yang menguntungkan.

Oke deh, mungkin segini aja uneg-unegnya, hahha, panjang ya..
Semoga bermanfaat!
Wallahu 'alam bishshowab..
Wassalammualaikum wr wb.
 

LightintheSora Copyright © 2009 Paper Girl is Designed by Ipietoon Sponsored by Online Business Journal