Aku gamau ngasih ke
pengemis!
Kedengaran jahat ya? Eits tapi tunggu dulu, ada penjelasannya ko dibawah,
tapi memang benar, aku enggan banget ngasih ke pengemis.
Ngerasa ga sih guys? Bagi kamu-kamu anak jatinangor, di depan gerbang
jalan kaki unpad itu pengemisnya asa tambah banyak ya?
Aku sih sedih ngeliat realita yang ada saat ini, di tiap lampu merah atau
tempat makan gitu pengemis datang silih berganti, yah ada yang netap itu-itu
aja sih. Ada juga yang dateng ke kota dari kampung cuma buat jadi pengemis.
Yang bikin miris itu adalah, di unpad itu ada bapak-bapak yang udah tua
renta, lebih cocok disebut kakek sih, tapi dia pagi masih muter-muter jualan
koran dan abis itu di depan jualan tali sepatu. Sedangkan, disekelilingnya
banyak ibu-ibu, masih muda, yakin deh mereka masih kuat, tapi jadi pengemis! Ampuuunn..
sekarang pengemis udah jadi profesi ya..
Trus yakin mereka miskin? Sehari mereka bisa dapet berapa? Pengemis tuh
sehari bisa dapet banyak lho, bisa lebih dari 100.000, kita aja yang mahasiswa
50.000 sehari aja udah banyak. Yah walau kadang uangnya ga murni buat si
pengemis itu, tapi ada germonya juga. Trus malah sekarang banyak anak-anak diculik
dan dipaksa untuk jadi pengemis yang uangnya itu buat germonya, saking pengemis
itu asa menghasilkan banyak duit.
"Orang miskin yang
sesungguhnya adalah yang sopan dan tidak meminta-minta." (HR. Bukhari
dan Muslim)
"Meminta-minta tidak
dihalalkan kecuali bagi tiga orang. Pertama, seseorang yang menanggung
tanggungan (hamalah) maka dibolehkan minta-minta hingga mendapatkan
kebutuhannya kemudian berhenti. Kedua, seorang tetimpa bala bencana hingga
habis semua hartanya, maka bolah meminta-minta hingga mendapat apa yang dapat
mencukupi kebutuhannya. Ketiga, seseorang yang benar-benar miskin, dapat
disaksikan oleh tiga orang terkemuka dari kaummya bahwa fulan benar-benar
miskin. Maka dibolehkan baginya meminta-minta hingga mendapat apa yang
mencukupi diri atau memperolah kesederhanaan hidup. Selain dari tiga macam itu
dari minta-minta, hai qubaishah hanya merupakan haram yang akan dimakan oleh
peminta-minta itu sebagai barang yang haram semata-mata." (HR. Muslim)
Nah, dia mau sampai kapan kaya gitu? Mungkin buat mereka enakan kaya gitu
kali ya? Duduk doang, ga mikir apa-apa, uang datang begitu saja.. kalau
dibandingin nih sama karyawan atau pembantu deh ditempat lainnya, mereka udah
banting tulang tapi sebulan bisa deh dapet cuma 600ribuan.
Bahkan, temen ayah pernah ngobrol gitu sama seorang pengemis, disini sih
iya dia pengemis, tapi di kampungnya dia punya rumah gede dan sawah-sawah, cuy!
“Siapa yang meminta-minta padahal ia mampu maka
sesungguhnya ia hanya memperbanyak untuk dirinya bara api jahanam.”
(HR Abu Daud dan Ibnu Hibban).
Perbuatan meminta bantuan bukanlah tercela dalam Islam. Namun, Islam
mencela perbuatan suka meminta-minta sebagai kebiasaan atau profesi.
Allah menghinakan orang yang
menjadikan meminta-minta sebagai profesi atau kebiasaan. Kelak di Yaumul Akhir,
para peminta dibangkitkan dengan tanpa wajah. Ini sebagai akibat bagi orang
yang semasa hidupnya tidak memiliki rasa malu untuk senantiasa meminta belas
kasihan orang lain, padahal mampu bekerja secara halal.
Mereka
dianggap kurang mensyukuri karunia Allah, berupa tubuh sehat dan tenaga yang
kuat untuk mencari penghidupan. “Senantiasa orang meminta-minta hingga datang pada hari kiamat
kelak, tidak ada sekerat daging pun di wajahnya.” (HR Bukhari dan
Muslim).
Demikian pula, Rasulullah
memandang rendah orang yang hanya menggantungkan dirinya kepada bantuan orang
lain. “Siapa
yang membuka pintu meminta-minta maka Allah pasti akan membuka pintu kefakiran.”
(HR Ahmad dari Jabir bin Abdullah).
Tidak akan pernah kaya, orang yang
mengandalkan dari meminta-meminta, kecuali akan menambah kemiskinannya.
Kekayaan itu bermula dari kemauan kuat untuk tidak meminta-minta. “Siapa yang
menjaga kehormatan diri (iffah), tidak meminta-minta, Allah akan menjaganya.
Siapa yang mohon kecukupan kepada Allah, dia akan dicukupkan,”
tegas Rasulullah dalam hadis riwayat Ahmad.
Mentalitas memberi adalah
mentalitas orang kaya. Diawali dari menjaga kehormatan untuk tidak
meminta-minta maka simpul-simpul kekayaan itu terbuka.
Rasulullah mengajarkan kepada sahabat-sahabatnya untuk menjaga harga diri
dengan bekerja. Kerja keras, apa pun bentuknya, mendapat tempat mulia dalam
Islam.
Dalam sebuah hadis dari Abu
Hurairah, Rasulullah bersabda, “Siapa mencari dunia secara halal, membanting tulang demi keluarga,
dan cinta tetangga, maka pada hari kiamat Allah akan membangkitkannya dengan
wajah berbinar layak rembulan bulan purnama.”
Nah, sebenarnya kita bisa melihat
pengemis ini sebagai ladang amal lho teman-teman.. mungkin kebanyakan dari
kalian berpikir, ya infak kan? Bukan! Bukan itu yang aku maksud.. masa kita mau
membiarkan orang-orang yang ada di sekeliling kita tidak disukai oleh Allah? Mungkin
mereka gatau kalau Islam memandang pengemis itu seperti itu, jadi pertama, bisa
aja kita beri mereka pencerdasan. Tapi itu asa sulit ya? Kalaupun mereka tau,
sepertinya ga banyak yang bakal ninggalin profesi itu juga.
Kalau aku sih, punya ide, gimana
kalau kita boikot aja? Bukan dengan larangan ga boleh ngemis disini. Tapi dengan
mengurangi memberi mereka. Kenapa? Biar mereka berpikir ini bukan lagi profesi
yang enak, yang gampang, yang duduk doang bisa dapet duit. Mending ngasih ke
mereka yang jelas membutuhkan, seperti pemulung, pengamen, dll. Pemulung itu
kerjanya berat cuy, tapi yang mereka dapet itu ga seberapa. Kalau pengamen
masih mending deh mereka ada usaha dikit.
Tapi, apa sih gunanya kita
berinfak atau sodaqoh? Salah satunya itu untuk menghindarkan diri kita dari
sikap pelit, juga untuk membuka sense of crisis kita. Kalau kita nyari dimana
orang yang benar-benar membutuhkan, kita jadi liat kondisi dia tinggal kan? Mata
hati pikiran kita bisa jadi terbuka dengan itu, dan dengan itu juga hadir sikap
rendah hati dalam diri kita.
Bukan mau bikin mereka jadi
gimana-gimana, tapi ya sesuai sama yang tadi udah bilang, mental para pengemis
itu yang harus kita bangun lagi. Pengemis pun kebanyakan orang Islam kan? Ayo sama-sama
kita bangun kembali harga diri mereka. Yah walau ini cara yang indirect, ga
langsung menyadarkan mereka. Tapi yah
minimal dengan mereka ga berbuat kaya gitu dulu.
Tapi ya kita liat dulu, kalau
memang kondisi fisik dia yang memang udah ga memungkinkan dia buat kerja lagi,
ya kyanya susah juga ngasih pilihan kerjaan lain buat orang itu, orang-orang
itu boleh banget kita bantu.. yang bikin aku miris itu sih ya yang itu, yang masih
muda, seger, tapi jadi pengemis. Atau anak-anak yang diculik atau dipaksa jadi
pengemis itu mudah-mudahan bisa tereduksi juga dengan germo yang berpikir
kerjaan ngemis ini bukan lagi sesuatu yang menguntungkan.
Oke deh, mungkin segini aja uneg-unegnya, hahha, panjang ya..
Semoga bermanfaat!
Wallahu 'alam bishshowab..
Wassalammualaikum wr wb.